Rabu, 07 September 2016

Nasib Gagal Tembus PKN STAN 2016

Nasib Gagal Tembus PKN STAN 2016


Entah cobaan apa lagi yang menimpa diriku dalam mengarungi bahtera kehidupan ini, setelah Allah SWT mengujiku dengan memisahkanku dengan Ayahanda tercinta, kemudian harus menghadapi permasalahan finansial dalam keluarga, dan kini aku harus bersabar untuk kembali menerima cobaan yang diberikan oleh Nya, dengan merelakan sebuah keinginan yang telah menjadi hasrat dan telah mendarah daging dalam jiwaku. Gagal menjadi mahasiswa PKN STAN adalah sebuah pengalaman pahit yang harus menimpaku, kenapa aku menyebutnya dengan pengalaman pahit ? lantaran hanya tinggal satu langkah lagi diriku resmi menjadi mahasiswa baru namun harus kandas di akhir perjalanan panjang. Dan disamping itu, tahun ini merupakan kesempatan terakhir bagiku untuk bisa mendaftarkan diri menjadi mahasiswa PKN STAN, karena pada tahun-tahun selanjutnya diriku sudah tidak mempunyai kesempatan untuk mendaftarkan diri kembali.

Seperti kita ketahui bersama, PKN STAN merupakan perguruan tinggi kedinasan yang berada dibawah naungan Kementerian Keuangan RI yang memberikan kesempatan kepada lulusan SMA Sederajat untuk dapat menempuh pendidikan tinggi dengan program Diploma baik itu D I maupun D III. PKN STAN menjanjikan jaminan kerja kepada mahasiswanya kelak  setelah lulus dari masa pendidikan. Sehingga tidak mengherankan jika peminatnya setiap tahun selalu membludak mengingat cerahnya masa depan yang akan digapai nantinya.

Sebetulnya tekadku untuk melanjutkan  pendidikan tinggi di PKN STAN tidaklah selinear dengan jurusan semasa SMK. Lantaran aku bersekolah di sebuah sekolah yang juga kedinasan dengan berada dibawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi tidak ada salahnya bagiku untuk bisa meneruskan cita-cita yang sempat terhapuskan dari memoriku. Aku hanya berfikir apabila nantinya aku lulus dari PKN STAN  dan harus mengabdi di Kementerian Keunagan RI sama saja halnya, karena masih satu tujuan yaitu menjadi abdi negara, hanya saja berbeda dalam tupoksi pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Awal kisah ketika bulan Maret 2016, aku mendengar kabar dari teman-temanku yangs sedang asyik membahas serba-serbi seputar sekolah kedinasan di halaman depan kamarku. Salah satu dari mereka ada yang berminat untuk mencoba mendaftarkan diri di PKN STAN, lalu aku mendengar dengan lebih meresapi pembicaraan mereka dan seketika pikiranku langsung tertuju kepada niatku dahulu ketika masih duduk di Kelas 2 SMK, yang sangat ingin melanjutkan kuliah di PKN STAN. Sontak, aku pun langsung mencari informasi pendaftaran melalui internet dan akupun menemukan informasinya. Ternyata tahun ini pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Reformasi Birokrasi  membuka sekitar 6000 formasi PNS dari jalur khusus sekolah kedinasan untuk lulusan SMA Sederajat. Untuk PKN STAN sendiri tahun ini menerima 3650 orang. Akupun langsung tertarik dan berusaha untuk menghubungi Ibuku yang sedang bekerja di Taiwan untuk meminta persetujuan darinya. Dan sangatlah senang bagiku ketika ibu menyetujui keingainku untuk mendaftarkan diri di kampus PKN STAN.

Aku pun mulai mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan pada saat itu. Tahap pertama yang harus aku lalui adalah pendaftaran on-line. Aku mulai membuka situs panselnas Kementerian Pendayagunaan Reformasi Birokrasi, kemudian setelah itu masuk menuju situs resmi USM PKN STAN 2016.  Setelah rampung mengisi data diri yang dibutuhkan, tahapan selanjutnya adalah meminta izin kepada Pembina sekolahku terkait keinginanku bersama teman-temanku mendaftarkan diri di Kampus PKN STAN. Dan ketika pembina sekolahku mengizinkan, langkah selanjutnya adalah melakukan transaksi pembayaran melalui Bank Madiri. Perlu diketahui bersama, dari sekolahku pada saat itu ada 6 siswanya termasuk aku yang berniat untuk mendaftar di kampus PKN STAN. Pada saat melakukan pendaftaran on-line aku memilih lokasi ujian di Yogyakarta tepatnya di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta. Hal ini dengan mempertimbangkan lokasi kota Yogyakarta yang tidak terpaut jauh dengan kampung halamanku di Purwokerto.

Tahapan selanjutnya adalah melakukan Verifikasi berkas menuju lokasi ujian yang dipilih pada saat melakukan pendaftaran on-line. Tepat pada tanggal 13 April aku bertolak menuju Yogyakarta setelah mengantongi surat izin dari pembina sekolahku. Pada saat di Yogyakarta, aku menginap di tempat kos milik sepupuku yang sedang bekerja disana. Berdasarkan surat pemberitahuan dari panitia seleksi PKN STAN aku mendapat jadwal verifikasi berkas pada tanggal 15 April. Dan hari yang ditunggu pun tiba, pada pagi harinya aku langsung menuju lokasi, dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat lokasi pendaftaran yang dikerumuni oleh anak-anak yang mengenakan pakaian hitam putih menyerupai job seeker yang sedang mengadu nasib pada bursa kerja. Setelah mengambil nomor antrian, aku langsung menuju kursi yang kosong untuk menunggu nomor antrianku dipanggil. Pada saat menunggu, aku sempatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan peserta lainnya yang duduk disampingku. Setelah berbincang cukup lama, dapat disimpulkan bahwa Rata-rata keinginan mereka adalah sama denganku, dengan berkuliah di Kampus PKN STAN mereka bisa membanggakan orang tua mereka. Karena seperti kita ketahui saat ini biaya kuliah dikampus umum tidaklah murah, dan sulitnya mencari kerja setelah lulus menjadi sarjana. Setelah selesai melaksanakan verifikasi berkas aku mendapatkan secarik kertas yang merupakan kartu peserta  yang akan digunakan pada saat mengikuti ujian tertulis pada tanggal 15 Mei nanti.



Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba dimana tanggal 15 Mei aku melaksanakan tes tahap pertama yaitu tes tertulis. Segala persiapan telah aku lakukan sebelumnya dengan sangat matang. Aku mendapatkan lokasi tes yang kebetulan tidak begitu jauh dengan tempat kos milik sepupuku yaitu di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Tes tertulis masuk PKN STAN dinamakan USM PKN STAN yang terdiri dari 2 macam soal berbentuk multiple choice, yakni Tes Potensi Akademik (TPA) dan Tes Bahasa Inggris (TBI) yang harus dikerjakan oleh peserta dengan batas waktu maksimum 2,5 jam. Untuk sistem penilaiannya tidak jauh berbeda dengan tes seleksi masuk perguruan tinggi seperti SBMPTN ataupun Ujian Mandiri yakni jika jawaban benar bernilai 4, tidak dijawab bernilai 0, dan jawaban salah bernilai -1. Sedikit berbeda dengan tes pada umumnya, tes tertulis USM PKN STAN ini memberlakukan sistem penilaian apabila jumlah jawaban benar pada TPA dan TBI kurang dari sepertiga jumlah soal, maka peserta terkena nilai mati dan tidak akan bisa berlanjut ke tahap seleksi berikutnya, namun sebaliknya apabila berhasil melampauinya maka akan lulus ke tahap seleksi berikutnya. Sebelum memulai tes, tak lupa pada pagi harinya aku melakukan sarapan pagi, kemudian setelah mengecek semua perlengkapan tulis, aku langsung menuju lokasi tes dengan diantarkan oleh sepupuku menggunakan sepeda motor miliknya. Setibanya dilokasi tes, aku langsung menuju ruangan tempatku akan melakukan Tes, tepatnya di ruang K.209. Ruangan tersebut berada dilantai 3 sehingga aku harus menaiki tangga untuk menuju kesana. Setelah tiba, aku masuk kedalam ruangan untuk mengecek meja yang terdapat nomor ujianku. Ternyata aku mendapatkan lokasi dibagian paling belakang, sehingga aku merasa ini sebuah keberuntungan, karena dibagian belakang aku dapat mengerjakan soal dengan nyaman dan lebih fokus. Setelah mengetahui posisiku diruangan tersebut, aku menuju keluar ruangan untuk menunggu sejenak lantaran waktu masih menunjukkan pukul 07.30 WIB, itu artinya masih kurang 30 menit lagi tes akan dimulai. Beberapa saat kemudian, nampak bapak-bapak yang berkalungkan name taq dilehernya. Dan betul sekali dugaanku, mereka adalah pengawas Ujian. Sebanyak 2 orang bapak-bapak tadi masuk kedalam ruanganku dengan membawa beberapa bendel amplop yang didalamnya berisi soal ujian. Mereka menyuruh anak-anak yang berada diluar ruangan untuk segera masuk, lantaran tes akan segera dimulai. Tak lupa sebelum memasuki ruangan, aku berdoa beberapa saat kepada Allah SWT agar nantinya pada saat melaksanakn ujian diberikan kelancaran. Setelah itu aku meninggalkan tas diluar, dan langsung menuju ruangan dengan membawa kartu peserta, maupun perlengkapan tulis yang telah disiapkan. Rasa gugup menyelemuti diriku saat memasuki ruangan itu, namun aku tetap berusaha mengatur emosional agar nantinya tes dapat berjalan lancar sesuai apa yang diharapkan. Setelah selesai mengerjakan ujian, aku bergegas untuk keluar dari dalam runagan, sambil meletakkan kembali peralatan tulis kedalam tasku. Perasaan lega bercampur kegelisahan aku rasakan ketika selesai mengerjakan soal ujian. Lega dalam arti perjuanganku sebelum ujian yang dilakukan dengan belajar materi secara tekun telah terselesaikan pada saat tes, dan gelisah dalam arti menunggu hasil ujian yang akan diumumkan 10 hari kedepan tepatnya tanggal 25 Mei.

Tepat pada tanggal 25 Mei, hasil seleksi Tes Tertulis pun diumumkan, dan betapa senangnya aku setelah membuka website dan mengetahui bahwasanya aku termasuk salah satu dari 7576 peserta yang dinyatakan lulus tes tertulis dan berhak mengikuti tahapan tes selanjutnya yaitu Tes Kesehatan dan Kebugaran (TKK) pada tanggal 29 Mei nanti. Untuk jumlah peserta lulus yang berasal dari lokasi ujian Yogyakarta sebanyak 1655 peserta dari sekitar 15000 pendaftar, sehingga jumlah ini menjadikan kota Yogyakarta sebagai jumlah pendaftar terbanyak kedua setelah Jakarta.  Aku pun langsung memberikan kabar kepada ibuku dan teman-temanku. Rasa sedikit sedih aku rasakan ketika mengetahui teman-temanku satu sekolah tidak ada yang berhasil lulus tes tertulis selain aku. Ini semua menjadi tantangan, tekanan, maupun harapan bagiku agar aku bisa benar-benar lulus dan membanggakan sekolah mengingat hanya aku sendiri yang masih mempunyai kesempatan untuk bisa tembus menjadi mahasiswa PKN STAN 2016.  Namun disamping perasaan gembira, muncul pula perasaan cemas lantaran aku belum mengetahui bagaimana proses pelaksanakan Tes Kesehatan dan Kebugaran ini dan apakah nantinya diriku tetap bisa lolos ke tahap selanjutnya sampai resmi diterima sebagai mahasiswa baru PKN STAN tahun 2016.



Untuk menghadapi TKK ini tidak banyak persiapan yang aku lakukan, hal ini dikarenakan agendaku yang lebih banyak terfokus untuk berlatih mempersiapkan gelaran wisuda yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Mei. Aku hanya berusaha untuk menjaga pola makan yang teratur, rajin melakukan olahraga ringan pada pagi hari, dan menjaga pola tidur yang cukup.  Setelah aku mengecek data di website dan bertanya kepada orang lain, ternyata TKK ini terdiri dari 3 sesi tes yakni pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dari dokter rumah sakit yang telah ditunjuk oleh panitia, melakukan lari keliling lapangan sejauh 300 meter selama 12 menit, dan satu lagi melakukan shuttle run, yaitu lari cepat membentuk angka 8. Setelah pelaksanaan wisuda selesai digelar, aku langsung mengemasi barang-barangku diasrama untuk segera membawanya pulang menuju kampung halamanku di Purwokerto. Proses pulang  ke rumah setelah selesai wisuda yang begitu cepat sempat membuat teman-temanku banyak yang bertanya-tanya, namun mereka semua memaklumi karena diriku harus segera mempersiapkan diri untuk mengikuti TKK pada tanggal 29 mei nanti. Tepat pada tanggal 28 mei dari kampung halamanku di Purwokerto aku langsung menuju kota Yogyakarta menggunakan transportasi kereta api. Dan ketika sesampainya di Stasiun Lempuyangan, aku menggunakan jasa ojeg menuju tempat kos milik sepupuku. Mengetahui kelulusanku pada tahap tes tertulis lalu, saudara sepupuku pun merasa senang dan terus memberikan dukungan semangat agar bisa sukses melaksanakan tes TKK ini.

Pada pagi harinya tanggal 29 mei, aku langsung menuju lokasi tes TKK dilaksanakan yaitu di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta. Seperti biasa, sepupuku dengan siap sedia mengantarkanku dengan menggunakan sepeda motor miliknya. Sesampainya dilokasi, aku langsung menuju antrian untuk mengisi daftar hadir. Pelaksanaan TKK ini berbeda dengan tes sebelumnya, dimana jumlah peserta yang mengantri tidak sebanyak pada saat melaksanakan verifikasi berkas pada pertengahan april lalu. Pelaksanaan TKK ini terbagi menjadi beberapa sesi dimana aku mendapatkan giliran untuk melaksanaknnya di sesi 1 yang dilaksanakan pada hari ini dengan jumlah peserta masing-masing sesi setiap harinya adalah kisaran 300 orang.

Setelah selesai mengisi daftar hadir, aku langsung mencari tempat kosong demi menunggu nomor antrianku dipanggil. Sambil mengobrol dengan peserta lainnya, aku mengamati satu persatu peserta yang dipanggil untuk masuk kedalam ruangan. Setelah mereka keluar dari  ruangan, mereka langsung diantar menggunakan mobil milik kantor menuju lapangan. Perlu diketahui, bahwasanya pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dilaksanakan sebelum tes kebugaran dengan tempatnya didalam ruangan tertutup, dan untuk tes kebugaran dilaksanakan di lapangan. Setelah cukup lama menunggu, nomor antrianku pun dipanggil, aku bergegas masuk kedalam ruangan untuk menyerahkan kartu peserta yang pada saat itu digunakan untuk tes tertulis, kemudian dilanjutkan dengan mengisi blangko yang disediakan oleh panitia. Dimana pada blangko tersebut berisi informasi seputar riwayat penyakit yang pernah aku derita selama ini. Setelah selesai mengisi blangko aku menuju ke ruangan lain untuk melaksanakan tes kesehatan. Beberapa tes kesehatan yang aku lakukan adalah berupa pengukuran tinngi dan berat badan, tekanan darah, tes buta warna, kemudian pemeriksaan denyut jantung dan paru-paru. Setelah semua proses tersebut, aku langsung masuk kedalam mobil untuk menuju ke lapangan dalam rangka pelaksanaan tes kebugaran. Satu mobil berisi 10 anak, dan perjalanan menuju lapangan hanya berkisar selama 5 menit. Begitu tiba dilokasi aku mendapatkan nomor dada berwarna hijau. Nomor dada ini berguna untuk mengidentifikasi diriku ketika melaksanakan lari. Sebelum lari dimulai, panitia mengarahkanku dan peserta lainnya untuk melaksanakan pemanasan agar pada saat lari tubuh tidak kaku, dan begitu lari dimulai, aku langsung mengerahkan segala energi yang ada. Pada tahap awal aku berusaha untuk lari dengan kecepatan lambat dan selanjutnya aku terus menambah kecepatan lari dengan konstan. Rasa kaku dan sengkil pada perut sempat aku rasakan ketika lari, hal ini mungkin dikarenakan sudah sekitar 1 bulanan aku tidak melaksanakan lari seperti biasa sehingga wajar saja jika keadaanku seperti itu. Setiap selesai mengelilingi lapangan satu putaran aku meneriakan warna dan nomor dada yang akun kenakan. Dan ketika waktu 12 menit berakhir, para peserta diharuskan untuk mengakhiri lari dengan berhenti pada titik lapangan saat peluit tepat dibunyikan, dan setelah dihitung-hitung dalam 12 menit aku hanya mampu menempuh jarak 1900 meter. Sebuah pencapaian yang menurutku biasa lantaran pada saat latihan dahulu aku pernah menempuh jarak lebih dari itu. Namun harus tetap disyukuri karena aku telah mengerahkan segala tenaga yang aku miliki pada saat lari. Setelah tes lari dilaksanakan, rangkaian tes selanjutnya adalah melaksanakan shutle run, yakni lari cepat membentuk angka 8. Dan setelah tes shuttle run selesai dilaksanakan aku dan teman-teman satu kloter bersegera untuk kembali ke Kantor BDK. Rasa lega dan gelisah kembali aku rasakan setelah selesai melaksanakan tahapan TKK ini sama halnya ketika selesai melaksanakan tes tertulis pada waktu itu. Namun dari semuanya aku hanya bisa mengharapkan hasil yang terbaik, aku berfikiran bahwa walaupun aku telah mengerahkan usaha yang maksimal, tetap sajalah ALLAH SWT yang berkehendak.

Hari pun berlalu dan tak terasa waktu yang kutunggu pun datang, tanggal 15 Juni tepatnya merupakan hari dimana akan diumumkan hasil tes TKK yang telah aku laksanakan pada tanggal 29 Mei lalu. Tepat pada pagi harinya aku langsung membuka website pknstan.ac.id untuk melihat hasilnya. Walaupun link pengumuman yang ku unduh sedikit lambat, tak mengurangi rasa antusiasme untuk segera mengetahui hasilnya. Alangkah senangnya ketika mengetahui namaku kembali tercantum di hasil pengumuman dan secara pasti mengantarkan langkahku untuk menempuh tes tahap selanjutnya yaitu Tes Kompetensi Dasar Berbasis Komputer (TKD CAT). Memang sedikit berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini khususnya pemerintah mempunyai kebijakan untuk memasukkan komponen tes TKD CAT ini pada saat pendaftaran, sehingga nantinya apabila para mahasiswa sudah selesai menempuh pendidikan di PKN STAN, mereka akan secara resmi menyandang status sebagai CPNS di Kementerian Keuangan tanpa harus melaksanakan tes kembali. Tes TKD CAT ini merupakan tahapan akhir dari seluruh rangkaian tes penerimaan mahasiswa baru PKN STAN 2016 yang terdiri dari 3 tipe soal yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Jumlah soal yang diujikan sebanyak 100 butir yang harus diselesaikan oleh peserta dalam waktu 90 menit. Untuk sistem penilaiannya bagi TWK dan TIU apabila menjawab benar akan mendapat poin 5, salah 0, dan tidak menjawab 0. Dan untuk TKP poin penilaian menggunakan skala dari 1-5, sehingga pada TKP tidak ada istilah mendapatkan poin 0. Setelah melihat hasil pengumuman resmi melalui website, diketahui bahwasanya peserta yang lulus TKK ini berjumlah 6500 orang untuk seluruh Indonesia. Dan untuk lokasi ujian Yogyakarta sendiri terdapat 1491 orang yang dinyatakan berhak mengikuti Tes TKD CAT. Aku mnedapatkan giliran untuk melaksanakan tes ini pada hari pertama yaitu tanggal 20 Juni bertempat di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta.



Persiapan yang aku lakukan menjelang pelaksanaan tes TKD CAT adalah dengan membeli buku latihan soal di gerai Gramedia Purwokerto. Setiap harinya, aku berusaha meluangkan waktu untuk mempelajari materi dari buku yang telah aku beli. Dari pengalaman senior-seniorku dari SMK Kehutanan yang pernah mengikuti seleksi penerimaan CPNS, tes TKD CAT ini sedikit berbeda lantaran kita tidak akan mengetahui materi mana yang akan menjadi soal yang akan kita kerjakan nantinya karena soal disajikan secara random oleh komputer. Berbeda seperti tes tertulis, dimana para peserta akan mendapatkan bentuk soal dengan materi yang sama, pada tes TKD CAT ini keberuntungan lah yang akan mengantarkan kita sukses meraih skor tinggi.

Aku berangkat menuju Yogyakarta pada tanggal 19 mei dengan menggunakan jasa transportasi kereta api. Seperti biasa, setibanya di Stasiun Lempuyangan aku menuju tempat kos milik sepupuku. Setibanya di kos, ucapan selamat kembali dia ucapkan kepadaku. Sepupuku berkeyakinan bahwa aku telah resmi diterima sebagai mahasiswa PKN STAN tahun ini. Akupun menjelaskan belum 100 % karena masih ada satu tahap tes lagi yang harus aku laksanakan yaitu Tes TKD CAT.

Pada siang harinya tanggal 20 Mei, sepupuku mengantarkanku menggunakan sepeda motor miliknya menuju Kantor Balai Diklat Keuangan Yogyakarta. Kebetulan aku mendapatkan sesi pelaksanaan tes pada siang hari setelah waktu dzuhur, sehingga pada pagi harinya aku bisa sedikit bersantai sejenak. Ketika aku tiba dilokasi, suasana sepi masih nampak dihalaman depan kantor. Hal ini patut dimaklumi saja karena waktu masih menunjukkan jam 1 siang dan aku akan melaksanakan tes pada jam 3 sore sehingga masih tersisa waktu 2 jam. Aku gunakan waktu yang tersisa ini untuk sedikit berbincang dengan peserta lain yang satu kloter denganku. Dia mengungkapkan rasa gugup ketika akan melaksanakn tes ini, lantaran dia belum pernah mengerjakan soal tes TKD CAT sebelumnya. Ia juga mengungkapkan tidak mengetahui bentuk soal yang akan diterimanya nanti seperti apa, apakah yang ia telah pelajari, atau malah yang belum pernah sama sekali ia pelajari. Melihat langsung skor yang diraih ketika tes selesai dilaksanakan, juga menjadi momok tersendiri baginya, karena jika skor yang diraih memenuhi passing grade  maka masih ada harapan diterima menjadi mahasiswa baru PKN STAN, tapi sebaliknya jika skor yang diraih tidak memenuhi passing grade  maka harapan untuk menjadi mahasiswa baru PKN STAN akan pupus. Untuk ambang batas skor yang harus diraih oleh peserta yaitu TWK 70, TIU 75, dan TKP 126, sehingga totalnya 271. Apabila ada peserta yang tidak memenuhi passing grade  diantara salah satu tipe soal, maka peserta tersebut dipastikan tidak akan bisa diterima menjadi mahasiswa baru PKN STAN 2016. Namun apabila skor yang diraih peserta memenuhi passing grade , masih ada harapan baginya, karena skor yang memenuhi passing grade akan di ranking dari urutan teratas sampai terbawah untuk menentukan siapa yang masuk kedalam 3650 besar.

Dan tak terasa waktu telah menunjukkan jam 3 sore, dan kantor pun telah dipenuhi oleh para peserta yang akan melaksanakan Tes TKD CAT pada sesi sore ini. Aku dan para peserta lain  pun langsung diperintahkan oleh panitia untuk segera memasuki ruangan tempat tes akan dilaksanakan. Tak lupa sebelum tes dimulai, panitia memberikan prosedur yang berisi petunjuk cara pengerjaan soal TKD CAT ini kepada para peserta diruangan lain. Dan setelah itu, baru para peserta dipersilakan untuk memasuki ruangan lokasi tesnya masing-masing. Beberapa waktu kemudian, aku pun keluar dari ruangan dengan perasaan gugup karena ingin mengetahui ada di peringkat berapakah skor yang aku raih. Dan setelah melihat layar monitor besar yang terpampang diluar ruangan, aku berhasil mengetahuinya. Aku berada diperingkat 25 dalam satu ruangan, dimana satu ruangan terdiri dari 30 peserta ujian. Untuk skor totalku adalah 335, dengan rincian TWK 105, TIU 100, dan TKP 130. Aku tak mengetahui secara pasti apakah skor yang aku raih tersebut berada dalam posisi aman untuk bisa meloloskanku menjadi mahasiswa baru PKN STAN tahun ini, karena setelah aku melihat skor yang diperoleh oleh peserta lain baik yang satu kloter denganku maupun peserta yang telah melaksanakan tes hari kemarin, skor yang aku raih termasuk kecil. Rata-rata skor yang diraih berkutat di angka lebih dari 350. Dan yang sedikit aku sesali dari perolehan skor TKD milikku yaitu perolehan nilai TKP yang kurang memuaskan yaitu hanya 130, hal ini mengingat dari semua peserta setelah aku amati rata-rata skor TKP mereka lebih dari 150. Walaupun demikian, aku tetap merasa bersyukur karena skor TKD yang aku raih telah mampu menembus passing grade yang ditentukan sehingga nantinya skor yang aku peroleh akan memasuki fase pemeringkatan oleh panitia dan masih mempunyai harapan untuk bisa diterima menjadi mahasiswa baru PKN STAN. Dari perbincangan mulut ke mulut dan berita yang tersebar di media sosial, tahapan tes yang paling menentukan peserta untuk lolos adalah di  Tes TKD CAT ini, karena tes ini merupakan tes kepegawaian untuk mengantarkan langkah peserta menjadi PNS di Kementerian Keuangan nantinya, dimana pada tahun sebelumnya dilaksanakan setelah mahasiswa lulus menempuh pendidikan di PKN STAN, namun kebijakan pemerintah mulai tahun ini dilaksanakan pada saat rangkaian proses pendaftaran. Setelah selesai mengerjakan tes, dan melihat hasilnya, aku langsung menuju tempat kos sepupuku untuk mengemasi barang dan selanjutnya bersiap pulang ke Purwokerto.

Dan pada akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, setelah mengalami penundaan selama 2 hari, akhirnya pada tanggal 1 Juli 2016 hasil tes TKD pun diumumkan. Rasa cemas dan gelisah selalu menghampiriku setiap melaksanakan aktivitas dalam menunggu pengumuman akhir ini, hal ini lantaran skor TKD yang aku raih tidak begitu tinggi dibandingkan dengan peserta lainnya, aku hanya bisa berharap kelulusan akhir tidak hanya ditentukan hasil TKD semata, melainkan akumulasi dari seluruh tahapan tes yang telah dilaksanakan. Ketika aku sedang mencari deretan abjad W diantara nama-nama peserta yang dinyatakan lulus, alangkah terkejutnya mengetahui nama WILLY AJI PANGESTU tidak ada di dalam daftar, sontak tubuhku langsung melemas dan gairahku pun hilang. Padahal kebijakan pemerintah untuk menambah jumlah kuota peserta yang diterima dari 3650 menjadi 4490 seharusnya menjadi peluang besar untuk bisa diterima bagiku, setelah ditelusuri dari data yang ada, jumlah peserta yang memenuhi passing grade pada saat tes TKD CAT berjumlah 5817, dan ternyata memang benar bahwa penentuan akhir kelulusan peserta adalah dari skor TKD CAT yang diraih. 



Perjuangan yang telah aku lakukan selama ini berarti sia-sia, aku tak bisa harus berkata apa kepada teman-teman maupun keluargaku terkait hasil tes ini. Mereka semua sebetulnya sangat berharap lebih kepadaku karena mengingat prestasiku yang begitu baik disekolah, mereka semua yakin jika aku bisa menghadapi semua rangkaian tes masuk PKN STAN ini dengan mudah, namun kenyataan yang harus dihadapi sangatlah memprihatinkan, padahal segala persiapan telah matang dilakukan menjelang tes dilaksanakan. 

Hari demi hari pun terlewati, setelah hampir 3 hari aku terpuruk dengan hasil seleksi masuk PKN STAN, pada akhirnya aku pun bisa menerima kenyataan dan realitas yanga ada. Aku pun hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT dengan hasil ini, aku menganggap ini adalah cobaan yang diberikan olehNya kepadaku. Aku berkeyakinan bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, hal apapun yang menurut pandangan kita baik belum tentu menurut Allah SWT baik bagi kita. Aku telah menjadikan langkahku yang gagal menembus kampus Ali Wardhana sebagai bagian dari rangkaian kisah perjalanan hidupku yang sayang untuk dilupakan begitu saja dan harus selalu dikenang.

BERSAMBUNG.